Secara kuantitas sederhana, dalam meraih suatu kesuksesan peran bakat, keahlian dan kesempatan adalah masing-masing 1/3 bagian atau lebih kurang 33% (biasanya secara digampangkan 30%). Cara berpikir seperti itu muncul karena sebuah asumsi bahwa suatu bakat tidak akan ada gunanya kalau tidak diikuti dengan suatu keahlian, suatu keahlian juga tidak akan ada gunanya kalau tidak pernah bertemu dengan kesempatan. Faktanya memang ada orang sukses karena disebabkan punya bakat yang menonjol, ada yang karena disebabkan punya keahlian yang teruji dan ada yang karena disebakan punya banyak kesempatan yang baik (emas). Tetapi apakah kesimpulannya semudah itu kita menggabung-gabungkan variabel sukses tersebut. Dan semudah itu pula membagi-bagi variabel sukses itu ? Sukses dalam dimensi tertentu, tidaklah semudah ramuan teknis sebagai tumpukan dan susunan batu bata yang dirangkai untuk dijadikan sebuah dinding pada suatu rumah. Terkadang ia lebih rumit dari sebuah senyawa reaksi kimia sekalipun.
MANA YANG BISA DIKENDALIKAN OLEH KITA
Dari ketiga pokok bahasan tersebut aspek yang paling bisa kita kendalikan adalah aspek keahlian. Suatu keahlian bisa kita upayakan melalui pendidikan, pelatihan dan pembiasaan. Sedangkan aspek bakat lebih bersifat bawaan atau inheren. Ia ada sejak kita lahir dan terlepas dari rasa kesukaan kita. Baik suka ataupun tidak suka yang namanya bakat itu ”ya seperti itu”, dan itu harus kita terima dengan rasa syukur. Sedangkan berbicara tentang aspek kesempatan ada tiga variabel yang harus kita pertimbangkan, yaitu variabel waktu , variabel tataurutan (siapa atau mana yang lebih dahulu) dan variabel aktifitas. Variabel waktu jelas, jatahnya masing-masing kita adalah sama yakni sama-sama 24 jam seharinya. Dari aspek tataurutan, jelas bahwa orang yang lahir terlebih dahulu tidak ada jaminan akan berprestasi dan sukses terlebih dahulu. Dari aspek aktifitas, dia harus kita ikhtiarkan, bukan kita tunggu atau kita minta dari pihak luar. Aktifitas adalah sebuah upaya mengisi waktu. Waktu adalah sebuah kesempatan dan perjalanan yang didalamnya kita bebas untuk mengisinya atau tidak mengisinya. Pendek kata kesempatan itu tidak datang untuk kali yang kedua, kesempatan sangat sulit diprediksikan kapan datangnya, dan masih sangat kontropersial bahwa kesempatan itu ”harus diperjuangkan” atau ”harus ditunggu”. Kalau harus diperjuangkan itu namanya persiapan dan keahlian (yang datangnya harus direncanakan dan diikhtiarkan). Kalau harus ditunggu itu berarti diluar kendali kita. Kesimpulannya adalah yang paling bisa dikendalikan adalah aspek keahlian.
MANA YANG ADA DALAM DIRI KITA
Dari ketiga aspek tersebut, aspek bakatlah yang adanya hanya di dalam diri kita. Aspek keahlian harus kita ciptakan dan kita ikhtiarkan. Aspek kesempatan, harus ”kita minta” dan atau jatahnya masing-masing kita sudah sama yakni 24 jam, sehingga tidak menjadi variabel pembeda.
KESIMPULAN
Dua hal saja yang harus kita perhatikan dalam meniti suatu kesuksesan. Pertama aspek bakat, kedua adalah aspek keahlian. Sehingga paradigma angka 30-an% bergeser secara sederhana (Jawa: secara bodon) menjadi 50-an%. Dan yang 50-an% itu pun urut-urutannya (Skala prioritasnya, kronologisnya, sistematikanya) haruslah tepat dan benar.
Kantor Pusat DMI
GRAHA POGUNG LOR No. 2,3,4, Lantai 1
Jl. Ringroad Utara, Pogung Lor, Yogyakarta
Contact Person : Richy (08562567061 / 08159634035)
0 komentar:
Posting Komentar