Banyak sekali kita jumpai sekarang ini anak-anak remaja yang PD (Percaya Diri) tanpa tahu bakatnya, sehingga muncul kesan bagi kita para orang dewasa bahwa anak-anak sekarang hanya bisa mejeng dan numpang beken orangtuanya. Anak pengusaha numpang beken orangtuanya, anak jenderal numpang beken orangtuanya, anak atau adik artis ternama numpang beken orangtua atau kakaknya, anak birokrat dan politikus numpang beken orangtuanya. Semuanya itu tampil PD bermodalkan “numpang”. Jika keadaan itu kita biarkan maka yang bakal terjadi adalah adanya kegagalan bagi generasi muda untuk mengulang sukses yang pernah diraih oleh kedua orangtuanya, apalagi berharap lebih baik dari mereka. Dengan demikian yang rugi pada akhirnya juga orangtuanya, anak dan orangtua sama-sama rugi, orangtua menyesali diri dan anak-anak tidak punya prestasi.
Anak yang memiliki kepercayaan diri tinggal diarahkan oleh orangtuanya secara arif dan bijaksana. Tidak mengenal bakat saja punya rasa percaya diri, apalagi jika kenal dan yakin atas bakat unggul yang ia miliki. Keberbakatan yang dikenali dan diyakini oleh seseorang akan bisa mengarahkan langkah seseorang kemana ia harus berjalan menuju masa depannya. Richard Templar mengatakan bahwa para orangtua sebaiknya perlu mengetahui bakat apa yang dimiliki oleh anak-anak mereka. Hal tersebut bisa membangun rasa percaya diri yang positif bagi anak-anak dan orangtuanya. “Jika anda ingin mereka tumbuh dengan perasaab mereka dapat menyumbangkan sesuatu bagi dunia ini dan berjalan dengan kepala tegak, disinilah mereka dapat memulainya”, “Tugas anda adalah tetap mencari hingga anda dapat memunculkan bakat terpendam mereka, dan memastikan mereka mengetahuinya” (Sumber : Richard Templar, hal 106).
Setiap anak adalah unik, dan setiap yang ingin mencapai sesuatu harus memiliki perencanaan yang baik, setiap perjalanan kesuatu tempat harus mengenal arah dan memiliki petanya. Demikian pula dengan perencanaan masa depan anak-anak kita. Dengan direncanakan saja belum tentu berhasil dengan baik, apalagi jika masa depan mereka tidak kita rencanakan dengan baik. Bakat adalah bagian dari suatu potensi yang masih tersembunyi yang dimiliki oleh seseorang sejak ia dilahirkan, dan bakat setiap orang adalah berbeda. (Sumber : Prof. Dr. Conny Semiawan, hal 11).
Setelah bakat dikenali maka tugas berikutnya adalah mengembangkannya melalui serangkaian stimulasi berupa aktifitas pendidikan dan pelatihan, sampai si anak memiliki minat dan kompetensi yang sesuai dengan bakatnya itu. Semakin minat dan cita-cita seseorang sesuai dengan bakat unggulnya maka semakin lebih mudah mewujudkan impiannya. Bakat tidaklah harus sesuatu yang berhubungan dengan dunia akademik saja atau sesuatu yang berhubingan dengan pelajaran sekolah saja. “Pastikan saja mereka – anak-anak- mengetahui bakat mereka dan yang lebih penting lagi mereka juga mengetahui bahwa anda sebagai orangtua menyadari dan mendukung bakat mereka tersebut (Sumber : Richard Templar, hal 107).
Sumber bacaan :
- Richard Templar, The Rules of Parenting, penerbit Esensi.
- Prof. Dr. Conny Semiawan, Perspektif Pendidikan Anak Berbakat, Grasindo, 1997.
Kantor Pusat DMI
GRAHA POGUNG LOR No. 2,3,4, Lantai 1
Jl. Ringroad Utara, Pogung Lor, Yogyakarta
Contact Person : Richy (08562567061 / 08159634035)
0 komentar:
Posting Komentar