ALIRAN LINGKUNGAN
Bernard Devlin dari Universitas Pittsburg Amerika berpendapat bahwa prestasi seseorang itu karena optimalisasi kinerja sebuah otak. Dan optimalisasi kinerja otak itu hanya 48% saja, selebihnya adalah pengaruh dari lingkungan, dari stimulan yang sering ia dapatkan. Bagi anak-anak pada fase golden age (usia dini, usia pra sekolah) stimulan berupa permainan yang mendidik dan menyenangkan sangatlah dibutuhkan. Kreatifitas bisa muncul dan mudah berkembang. Pun demikian bagi orang dewasa, pilihan bidang atau jurusan pendidikannya selama ini, akan sangat mempengaruhi kompetensi dan prestasinya kelak. Demikian asumsi dan hipotesis bapak Bernard.
ALIRAN GENETIKA
Menurut Prof. Roger Wolcott Sperry (Peraih Nobel), bahwa kinerja otak itu sangat dipengaruhi oleh dominasi belahan otaknya. Setiap orang berbeda-beda dominasi belahan otaknya. Ada yang dominan otak kanannya, dan ada yang dominan otak kirinya. Dengan demikian puncak prestasi dan bidang prestasinya pun akan berbeda-beda pula. Dan kenyataannya seperti itu. Otak kanan meliputi bidang creative ability, imaginative, artistic, acoustic, dan visual ability. Sedangkan otak kiri meliputi bidang planning ability, logical analysis, operating, language, dan observation ability.
Pilihan optimal. Dari kedua gambaran tersebut, masing-masing kita berhak memihak sekaligus bebas memilih. Pertama, secara matematis, bila asumsi kinerja otak yang 48% itu kita anggap benar, maka peran lingkungan masksimalnya adalah 52%. Pertanyaannya adalah ”bisakah kita memaksimalkan kinerja lingkungan hingga mencapai angka 52%?” Ada banyak variabel lingkungan yang meski kita kelola. Ada aspek budaya, aspek geografis, aspek sosial ekonomi, dll. Pertanyaan berikutnya adalah ”bagaimana kiat mengoptimalkan kinerja otak agar mampu meraih angka 48%?” Tentu jawabnya adalah harus mampu memahami sifat-sifat dan struktur sel otak. Kesimpulan matematisnya adalah jangan sampai kita meng-nol-kan (mengabaikan salah satu diantaranya), tentu agar poin nya bisa maksimal. Bagi yang ekstrim genetik poin prestasinya hanya 48%, dan bagi yang ekstrim lingkungan poin prestasinya maksimal 52%. Jauh dari angka 100% kan ?. Kedua, secara sistematika, bahwa prestasi akan menjelma bila diberi stimulan. Dan stimulan tentu akan maksimal bila sesuai dengan potensi. Ibarat guru, jangan mengajari orang tuli dengan bicara, jangan mengajari orang buta untuk melukis, dan jangan mengajari kuda untuk bisa terbang. Artinya setiap stimulan haruslah disesuaikan dengan potensi dan kondisinya. Kesimpulan sistematikanya adalah mengenali potensi (kinerja otak; aspek genetik) dan kondisinya terlebih dahulu baru mencari stimulan (lingkungan, permainan dan pendidikan) yang sesuai. Kesimpulan dari kedua kesimpulan itu adalah ”mengapa kita selalu memilih konfrontasi selama bisa bersinergi?” Genetik yang baik tidak akan bisa berkembang dengan maksimal bila tidak selalu diasah, dan lingkungan yang baik akan tidak maksimal pula bila digunakan pada sasaran yang salah, apalagi bila tidak pernah digunakan sama sekali. Nah mungkin bagi anda ada alternatif lain ? Semoga bermanfaat.
Kantor Pusat DMI
GRAHA POGUNG LOR No. 2,3,4, Lantai 1
Jl. Ringroad Utara, Pogung Lor, Yogyakarta
Contact Person : Richy (08562567061 / 08159634035)
0 komentar:
Posting Komentar