Negara yang kuat (sejahtera) adalah negara yang SDM-nya kuat (cerdas dan terampil). Dan SDM yang kuat lahir dari sistem pendidikan (sistem pemberdayaan) yang berkualitas. Sistem pendidikan yang berkualitas adalah serangkaian aktivitas kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan, efektif, efisien, sekaligus mampu melahirkan peserta didik yang mandiri, cerdas, terampil, taqwa dan produktif.
Ada tiga pilar penyelenggaraan pendidikan di Indonesia yaitu pendidikan formal, non-formal dan in-formal. Pendidikan formal, diselenggarakan oleh pemerintah melalui lembaga sekolah-sekolah. Pendidikan non-formal, diselenggarakan oleh masyarakat berupa lembaga pendidikan kursus-kursus, atau lembaga-lembaga pelatihan. Sedangkan pendidikan in-formal, diselenggarakan oleh orangtua sejak dari rumah mereka masing-masing. Ada tiga hal penting dalam rangka mengoptimalkan ketiga pilar pendidikan tersebut, antara lain : sistemnya, fasilitasnya dan kualitas SDM-nya. Pada kesempatan ini saya akan membahas pendekatan pada kualitas SDM-nya. Tentu jika para siswa (peserta didik) agar berkualitas maka para pendidiknya (Guru, Orangtua, Pengelola kursus) juga harus memberi contoh lebih berkualitas terlebih dahulu. Sifat anak-anak akan mudah terangsang dan terinspirasi jika ada tokoh panutan atau idola terlebih dahulu. Setelah para pendidiknya berkualitas barulah kita bisa berharap output peserta didiknya akan juga berkualitas.
Pendidikan adalah bagian dari suatu upaya untuk mengembangkan potensi siswa melalui proses / kegiatan belajar mengajar sebagai suatu stimulasi. Prestasi sebagai suatu output dari kegiatan belajar mengajar tentu akan bisa maksimal jika stimulasinya sesuai dengan potensinya. Ada tiga cara ilmu dan pengetahuan dalam rangka penelusuran bakat seseorang, yakni melalui tahap eksplorasi, obeservasi dan deteksi. Tahap eksplorasi melalui serangkaian pengalaman dan coba-coba, sedangkan tahap observasi melalui serangkaian wawancara dan tes psikologi. Pada tahap deteksi dilakukan melalui tes bakat sidik jari dengan menggunakan media teknologi biometric.
Membangun sumber daya manusia haruslah melewati tahapan yang runtut, sistematis dan berkesinambungan, yaitu mengenali potensi terlebih dahulu, kemudian memberikan stimulasi yang sesuai dengan potensi dirinya, setelah itu memilih strategi yang sesuai dengan kondisi siswa / anak masing-masing. Fenomena yang terjadi sekarang ini justru dunia pendidikan kita sibuk mencari bentuk kurikulum yang paling baik, tetapi tidak diimbangi dengan upaya mengenali potensi diri para peserta didiknya. Anak diapandang sebagai obyek yang serba sama, bukan sebagai subyek yang serba unik, sehingga setiap anak diperlakukan dengan metode dan materi pembelajaran yang sama pula. Ada baiknya, ke depan setiap anak dan orangtua, siswa dan para pendidiknya, masing-masing mengenali potensi dirinya sebagai dasar pijakan dalam menetapkan visi dan materi pembelajaran yang benar-benar sesuai dengan kebutuhannya. Dengan demikian tidak ada lagi anak yang berkonflik dengan orangtuanya hanya karena berbeda cita-citanya. Tidak ada lagi siswa yang jenuh dan mudah bosan belajar dengan pelajarannya. Tidak ada lagi guru yang merasa terpaksa dan kurang nyaman dengan profesinya. Rasa bangga, nyaman dan senang antara siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari akan melahirkan kualitas pendidikan yang lebih baik lagi.
Kantor Pusat DMI
GRAHA POGUNG LOR No. 2,3,4, Lantai 1
Jl. Ringroad Utara, Pogung Lor, Yogyakarta
Contact Person : Richy (08562567061 / 08159634035)
0 komentar:
Posting Komentar