PENGANTAR
Orangtua mana yang tidak suka memiliki putra-putri yang sukses dalam usia dini. Adalah hal yang biasa jika seseorang bisa sukses dengan cara yang lama, bekerja keras dan selalu bersungguh-sungguh. Itu tidak berarti kita mengajari anak untuk sukses dengan cara instan, apalagi dengan strategi menghalalkan segala cara. Setiap zaman memiliki kompleksitas hidup, tetapi sekaligus juga ditemukan cara-cara baru dalam menghadapi tantangan hidupnya.Masalah terus berkembang tidak berkesudahan, tetapi juga ilmu selalu lahir tanpa ada batasnya. Inovasi selalu hadir menemani manusia dalam menghadapi setiap dinamika hidup. Sukses adalah bagian dari harapan sekaligus tantangan yang dicita-citakan oleh kebanyakan manusia. Sebagai orangtua atau guru atau pendidik memiliki tangungjawab yang besar dan mulia terhadap anak-anaknya agar bisa meraih sukses, setidak-tidaknya tidak terlambat untuk mewujudkannya apalagi sampai gagal dalam meraihnya. Untuk itulah pentingnya sharing dan saling berbagi pandangan dan pengalaman diantara kita agar anak-anak kita bisa sukses di usia dini atau lebih muda dari para generasi pendahulunya termasuk kita para orangtuanya.
BEBERAPA ALTERNATIF
Ada beberapa alternatif dan cara para orangtua untuk mengantarkan sukses lebih dini putra-putrinya. Pertama, sebagian orangtua memilih dengan cara menyekolahkan anaknya sejak usia dini. Dahulu usia sekolah masuk SD adalah 8 tahun, kemudian berubah maju menjadi 7 tahun, kemudian berubah maju lagi menjadi 6 tahun. Sekarang ini kita temui ada sebagian orangtua dan penyelenggara pendidikan (sekolah), sama-sama menerima bahwa anak yang kurang dari 6 tahun pun diijinkan bersekolah di SD, mereka berpendapat bahwa menuntut ilmu itu diwajibkan sejak lahir sampai meninggal dunia. Kedua, sebagian orangtua meminta anaknya untuk menikah lebih dini. Dengan menikah lebih dini diharapkan anak-anak akan segera menemukan tantangan hidup yang sebenarnya. Ada sebagian mereka meminta anak-anak yang baru lulus SMP di nikahkan, ada sebagian lainnya setelah lulus SMA. Anak-anak tidak perlu melanjutkan studi sampai keperguruan tinggi, biayanya tinggi dan belum tentu mendapatkan pekerjaan yang menjanjikan. Para orangtua berpendapat bahwa selama seseorang sudah masuk pada usia baligh mereka sudah sah dan memnuhi syarat untuk dinikahkan. Ketiga, sebagian orangtua menempuh dengan cara memberikan segala bentuk pendidikan atau pelatihan atau pengalaman, agar anak-anak mereka memiliki banyak ketrampilan dan keahlian, dengan demikian mereka menduga bahwa semakin banyak ketrampilan dan keahlian yang mereka miliki maka anak-anak akan memiliki fleksibilitas dalam melamar pekerjaan atau memasuki dunia kerja yang tersedia. Keempat, sebagian orangtua menempuhnya dengan cara spesialisasi karier. Anak-anak sejak usia dini sudah diarahkan kepada bentuk-bentuk keahlian dan atau ketrampilan secara spesifik. Ia tidak perlu diberi semua stimulus secara berlebihan. Anak-anak tidak perlu diberi banyak pengalaman atau semua pendidikan atau beberapa ketrampilan yang pada akhirnya tidak akan digunakan dalam mengarungi perjalanan hidupnya. Sejak dini anak-anak seperti itu sudah dikenali bakatnya, kemudian diyakini, dan bakat tersebut dijadikan dasar pijakan untuk pengembangan prestasinya. Visi diciptakan berdasarkan potensi. Cita-cita ditetapkan berdasarkan talentanya. Aktifitas (pendidikan, pelatihan, pengalaman) diseleraskan dengan bakat unggulnya. Para orangtua seperti ini berpendapat bahwa pendidikan berbasis bakatlah yang relatif sangat efektif dan efisien, menyenangkan dan tidak perlu banyak macam mata pelajaran. Pendidikan berbasis bakat sangat fokus terhadap potensi utama para peserta didiknya. Pendidikan berbasis bakat adalah pendidikan yang mempedulikan bakat semua peserta didiknya. Bakat dikenali kemudian dikembangkan melalui serangkaian stimulasi, serta diarahkan menuju prestasi yang sesuai dengan potensi. Minat yang muncul pun senantiasa diselaraskan dengan bakat yang dimilikinya. Sebagai orangtua kita akan menempuh jalan yang mana ? Tentu jawabannya tidak boleh ragu-ragu. Banyak orang gagal adalah karena ia tidak pernah memulai sesuatu atau pernah memulai sesuatu tetapi tidak dengan sepenuh hati. Jika ingin anak-anak sukses maka para orangtua jangan bersikap tanggung-tanggung, lakukanlah dengan penuh totalitas dengan pertimbangan yang cerdas. Dengan upaya dan pilihan yang pantas agar anak bisa meraih papan teratas yang berkualitas. Semoga bermanfaat.
Kantor Pusat DMI
GRAHA POGUNG LOR No. 2,3,4, Lantai 1
Jl. Ringroad Utara, Pogung Lor, Yogyakarta
Contact Person : Richy (08562567061 / 08159634035)
0 komentar:
Posting Komentar