Di era reformasi ini semua sudah berubah. Dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Stasiun TV sawasta banyak bermunculan dan kita bebas memilih untuk menikmatinya. Organisasi kewartawanan juga muncul dengan merek yang lainnya, tidak lagi tunggal (pada awalnya ada yang menyebutnya kembar, ada juga yang menyebutnya tandingan). Organisasi pengacara (dunia hukum) pun demikian, tidak lagi tunggal. Semua itu menggambarkan telah ada pergeseran dan perubahan. Banyaknya pilihan menggambarkan adanya kemudahan bagi penggunanya, adanya kompetisi yang akan melahirkan kreasi. Monopoli jelas-jelas akan memasung kreasi dan kebebasan dalam memilih. Dahulu organisasi guru hanya PGRI, sekarang ada PGTT (Persatuan Guru Tidak Tetap). Ilmu pengetahun tumbuh dan terus berkembang, cara pandang seseorang juga demikian. Sudah tidak lagi zamannya menggunakan ilmu yang basi untuk menghadapi tantangan hidup yang baru. Pilihan karir tumbuh mekar beragam sesuai dengan keberagaman kebutuhan manusia yang juga tumbuh berkesinambungan.
Multiple intelligence adalah sebuah alternatif dalam rangka menembus suatu kebekuan. Setiap orang adalah cerdas dalam bidang tertentu. Karena setiap orang adalah cerdas maka tidak ada kebekuan dan tidak stagnan. Setiap orang pasti punya bakat istimewa. Dan cara mengenali bakat seseorang juga sangat beragam dan berbeda-beda. Sekarang ini telah muncul teknologi cara mengenali bakat seseorang. Produk ini dihasilkan oleh para ahli dibidangnya (berbasis ICT), tentu bagi orang yang gagap teknologi sulit untuk memahami. Penggunanya juga sudah banyak menyebar. Mereka merasakan dan mengakuinya, tetapi anehnya ada pihak yang gagap teknologi dan belum menggunakan produk itu sudah berkomentar yang aneh-aneh (dengan cara pandang ilmu yang lama), bahkan ada yang emosi dengan mengatakan pengujinya sudah mendapatkan pengesahan dari lembaga..... (tertentu) belum?. Dahulu Thomas Alpha Edison menemukan lampu pijar juga tidak berbekal pengesahan. Einstein, Graham Bell, Newton, dan Tokoh Besar lainnya, bekalnya adalah kegigihan, ketekunan, kecerdasan kemudian penemuan. Setelah itu baru diuji dilapangan kemudian ada pengakuan. Bukan pengakuan terlebih dahulu baru berbuat, bukan pengesahan terlebih dahulu baru berjalan. Toh suatu produk kalau tidak bermanfaat pada saatnya pasti akan ditinggalkan oleh para konsumennya (oleh masyarakatnya). Itu menggambarkan bahwa para penguji yang sejati adalah para konsumen, tentu konsumen yang cerdas (tidak sekedar pengamat yang cerdas). Ada tiga cara mengadakan suatu pengujian, yaitu Uji Ilahiah, Uji Ilmiah dan Uji Alamiah. Ketiganya berjalan simultan secara proporsional dalam bidangnya masing-masing. Ada Tesa (Pro), Antitesa (Kontra) dan Sintesa (Keseimbangan baru). Sempoa, tergantikan oleh kalkulator. Mesin ketik tergantikan oleh komputer. Lampu petromak tergantikan oleh listrik. Disket tergantikan oleh flashdisk. Wesel tergantikan oleh ATM. Telegram indah tergantikan oleh SMS, dan seterusnya. Apakah masih kurang bukti bahwa dunia itu sudah berubah ?
MULTI KARIR
Kesuksesan seseorang sesungguhnya adalah buah (hasil) dari kombinasi yang optimal antara bakat, minat dan cara hidup yang sehat. Kreatifitas adalah salah satu bentuk dari sekian bentuk cara hidup yang sehat. Orang bila tidak kreatif akan mudah jenuh, malas dan selalu merasa buntu bila menemukan suatu masalah dalam hidupnya. Kreatifitas bisa melahirkan gagasan baru dan bahkan produk baru (penemuan baru yang implementatif fungsional). Dengan kreatifitas akan lahir produk baru, kebutuhan baru dan tentu profesi yang baru. Pilihan karir akan semakin terbentang lebar dan jalurnya (jalur karir) akan semakin panjang. Kompetisi akan semakin tinggi. Dalam situasi seperti itulah maka kesempatan meraih sukses akan lebih mudah digapai bagi mereka yang memiliki pandangan tentang multi karir. Karir bisa ditempuh dan dijalani di banyak tempat. Loyalitas adalah penyajian produktifitas kerja dan kesantunan dalam membangun komunikasi. Selama seseorang masih memegang nilai-nilai produktifitas kerja dan kesantunan dalam berkomunikasi, maka ia akan diterima dibanyak komunitas dan dibanyak tempat. Menjadi suatu pemikiran yang mendesak ketika seseorang berada dalam suatu komunitas (organisasi) yang jalur karirnya teramat panjang, apalagi teramat rumit dan tidak jelas, untuk menjalankan konsep multi karir. Tentu dengan tetap menjunjung tinggi etika yang profesional, bekal intelektual, pembagian waktu proporsional, komunikasi efektif antarpersonal dan jaringan yang sangat kontekstual.
Kesuksesan seseorang sesungguhnya adalah buah (hasil) dari kombinasi yang optimal antara bakat, minat dan cara hidup yang sehat. Kreatifitas adalah salah satu bentuk dari sekian bentuk cara hidup yang sehat. Orang bila tidak kreatif akan mudah jenuh, malas dan selalu merasa buntu bila menemukan suatu masalah dalam hidupnya. Kreatifitas bisa melahirkan gagasan baru dan bahkan produk baru (penemuan baru yang implementatif fungsional). Dengan kreatifitas akan lahir produk baru, kebutuhan baru dan tentu profesi yang baru. Pilihan karir akan semakin terbentang lebar dan jalurnya (jalur karir) akan semakin panjang. Kompetisi akan semakin tinggi. Dalam situasi seperti itulah maka kesempatan meraih sukses akan lebih mudah digapai bagi mereka yang memiliki pandangan tentang multi karir. Karir bisa ditempuh dan dijalani di banyak tempat. Loyalitas adalah penyajian produktifitas kerja dan kesantunan dalam membangun komunikasi. Selama seseorang masih memegang nilai-nilai produktifitas kerja dan kesantunan dalam berkomunikasi, maka ia akan diterima dibanyak komunitas dan dibanyak tempat. Menjadi suatu pemikiran yang mendesak ketika seseorang berada dalam suatu komunitas (organisasi) yang jalur karirnya teramat panjang, apalagi teramat rumit dan tidak jelas, untuk menjalankan konsep multi karir. Tentu dengan tetap menjunjung tinggi etika yang profesional, bekal intelektual, pembagian waktu proporsional, komunikasi efektif antarpersonal dan jaringan yang sangat kontekstual.
MULTI ORGANISASI
Dengan tumbuhnya kreatifitas baru, dan lahirnya produk baru, serta diikuti pasar yang baru dan karir yang baru. Maka akan muncul tuntutan tentang organisasi yang juga baru. Tuntutan itu muncul bisa karena suatu kepentingan sepihak (tidak ada sendi kehidupan tanpa kepentingan sama sekali), bisa juga karena gerakan alamiah karena suatu proses akulturasi budaya. Bisa budaya dalam industri, teknologi dan dalam seni sekalipun. Budaya berpikir dan budaya mengelola aplikasi pikiran itu sendiri yang sering disebut organisasi. Organisasi adalah kumpulan dari manusia, kalau manusianya tidak kreatif maka organisasinya jelas tidak akan kreatif juga. Kalau masyarakatnya sudah kreatif sementara organisasinya tidak kreatif maka organisasi tersebut akan segera ditinggalkan dan akan segera muncul organisasi baru. Organisasi yang tidak kreatif bisa menjelma dalam bentuk perusahaan, lembaga, institusi, akademi, perguruan, yayasan, universitas, himpunan, ikatan, asosiasi, bahkan dalam bentuk organisasi profesi sekalipun. Kampus (kumpulan para ilmuwan dan kaum intelektual) sebagai induk yang melahirkan organisasi profesi saja bisa tutup kalau ia tidak kreatif, apalagi sekedar organisasi profesi. Tidak ada yang tidak mungkin dalam era penuh persaingan dan perubahan ini. Yang bisa bertahan adalah mereka yang kreatif, berani berubah, berpikir positif dan memiliki daya juang yang tinggi (EQ dan AQ) tentu juga atas ijin Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan itu Esa, tetapi tidak ada Organisasi yang Esa, tidak ada lagi organisasi profesi yang tunggal bagi mereka yang berpikir dan bertindak kreatif.
Dengan tumbuhnya kreatifitas baru, dan lahirnya produk baru, serta diikuti pasar yang baru dan karir yang baru. Maka akan muncul tuntutan tentang organisasi yang juga baru. Tuntutan itu muncul bisa karena suatu kepentingan sepihak (tidak ada sendi kehidupan tanpa kepentingan sama sekali), bisa juga karena gerakan alamiah karena suatu proses akulturasi budaya. Bisa budaya dalam industri, teknologi dan dalam seni sekalipun. Budaya berpikir dan budaya mengelola aplikasi pikiran itu sendiri yang sering disebut organisasi. Organisasi adalah kumpulan dari manusia, kalau manusianya tidak kreatif maka organisasinya jelas tidak akan kreatif juga. Kalau masyarakatnya sudah kreatif sementara organisasinya tidak kreatif maka organisasi tersebut akan segera ditinggalkan dan akan segera muncul organisasi baru. Organisasi yang tidak kreatif bisa menjelma dalam bentuk perusahaan, lembaga, institusi, akademi, perguruan, yayasan, universitas, himpunan, ikatan, asosiasi, bahkan dalam bentuk organisasi profesi sekalipun. Kampus (kumpulan para ilmuwan dan kaum intelektual) sebagai induk yang melahirkan organisasi profesi saja bisa tutup kalau ia tidak kreatif, apalagi sekedar organisasi profesi. Tidak ada yang tidak mungkin dalam era penuh persaingan dan perubahan ini. Yang bisa bertahan adalah mereka yang kreatif, berani berubah, berpikir positif dan memiliki daya juang yang tinggi (EQ dan AQ) tentu juga atas ijin Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan itu Esa, tetapi tidak ada Organisasi yang Esa, tidak ada lagi organisasi profesi yang tunggal bagi mereka yang berpikir dan bertindak kreatif.
Perbedaan pendapat adalah rahmat adalah suatu ungkapan yang santun dalam rangka membuka jendela kreatifitas, bahwa di dunia sana telah terjadi perubahan. Bahwa apa yang saya yakini sekarang ini sangat bisa tidak diyakini oleh yang lain pada saat atau waktu yang berbeda bahkan pada saat dan waktu yang sama sekalipun. Hidup adalah pilihan, bagimu agamamu dan bagiku adalah agamku. Untuk urusan besar bernama agama saja kita diberi kebebasan memilih apalagi hanya untuk sekedar urusan dunia, yaitu dunia profesi. Kebenaran harus kita serahkan kepada Tuhan (bila kita masih merasa memiliki Tuhan), kepada waktu (diuji oleh waktu), kepada masyarakat (diterima atau tidak) dan kepada nurani kita masing-masing (ketulusan hati). Sekali lagi orang yang maju dan bisa berkembang adalah orang yang kreatif, optimis, berpikir positif (open mind) dan tidak mudah berprasangka buruk pada siapapun (tidak suudzon).
Kesimpulannya adalah dengan Multiple Intelligence akan melahirkan kreatifitas baru, cara baru, produk baru, kemanfaatan baru, karir baru dan organisasi baru. Multiple Intelligence, Multi Karir dan Multi Organisasi adalah serangkaian budi daya kreatif manusia yang dapat mengantarkan pada peradaban yang lebih dinamis, lebih berkualitas dan lebih beradab.
Kantor Pusat DMI
GRAHA POGUNG LOR No. 2,3,4, Lantai 1,
Jl. Ringroad Utara, Pogung Lor, Yogyakarta
Contact Person : Richy (08562567061 / 08159634035)
0 komentar:
Posting Komentar