Hampir sebagian besar kita selalu ingin mengukir prestasi. Betapa senangnya disebut sebagai orang yang berprestasi, dan betapa bangganya punya anak yang juga berprestasi. Karena semua orang ingin berprestasi maka yang namanya prestasi haruslah diperjuangkan. Semakin banyak orang yang ingin berprestasi maka semakin tinggi tingkat kompetisi. Semakin tinggi tingkat kompetisi maka harus semakin tinggi dan gigih pula upaya yang harus dilakukan. Sejauh manakah upaya kita selama ini dalam rangka menggapai suatu prestasi ?
Ada konsep tiga P yaitu Potensi, Proses, Prestasi. Prestasi adalah performa seseorang atas penguasaan sesuatu hal. Prestasi yang tinggi yang telah tercapai biasanya disebut sebagai kesuksesan. Sukses adalah hal yang terbaik yang kita miliki. Kebanyakan dari kita selalu menyamakan pengertian prestasi dengan potensi. Prestasi yang tinggi bisa lebih mudah dicapai bila berpijak pada potensi yang tinggi pula. Pertanyaannya adalah bagaimanakah seseorang bisa mengetahui potensi terbaik yang dimilikinya ? Biasanya adalah dilihat dari prestasi tinggi yang telah dimilikinya. Contohnya: Anak saya pandai matematika, maka pasti ia berpotensi di bidang matematika; Anak saya senang bermain musik, maka pasti anak saya berpotensi di bidang musik. Dalam contoh pertama tersebut makna prestasi disamakan dengan makna potensi, sedangkan pada contoh kedua makna kesenangan disamakan dengan makna potensi. Potensi adalah suatu kondisi terawal yang dimiliki oleh seseorang. Kondisi terawal yang terbaik yang dimiliki seseorang adalah bakat. Bakat sebagai potensi inherent sangatlah baik untuk dijadikan dasar dan pijakan dalam rangka pencapaian prestasi.
Ada cara lain untuk mengetahui potensi seseorang disamping cara-cara identifikasi melalui prestasi yang telah dimiliki selama ini. Cara tersebut sangat berguna bagi mereka yang selama ini memang belum mampu menunjukkan prestasi unggulannya. Sidik jari seseorang diciptakan oleh Tuhan pasti ada maksud dan tujuannya. Mengapa kepolisian di seluruh dunia memakainya sebagai identifikasi seseorang ? Mengapa presensi (daftar hadir) perkantoran memakainya ? Mengapa mobil mewah di negara maju menggunakannya sebagai kunci ? Mengapa laptop sekarang ini menggunakan sebagai pasword ? Setelah diteliti dan dicermati oleh para ahli, ditemukan bukti bahwa : Pertama, sidik jari tidak pernah berubah. Kedua , tidak ada yang sama walau ia kembar sekalipun. Ketiga, hanya dimiliki oleh makhluk bernama manusia. Stelah dicermati dari ketiga hal tersebut maka muncul pertanyaan: Apa yang membedakan manusia dengan yang bukan manusia selain dari sidik jarinya. Salah satu jawabannya adalah otaknya. Dari otak muncul kreatifitas, ide-ide cemerlang dan kualitas kecerdasan dan pemikiran manusia. Puncak peradaban makhluk ada di manusia dan puncak peradaban manusia ada di dalam otaknya. Pertanyaan berikutnya : Adakah hubungan otak manusia dengan sidik jarinya ?
Marcello Malpighi (1686) Profesor Anatomi di Universitas Barcelona. Yang pertama kali mengobservasi sejarah sidik jari melalui mikroskop. John E.Purkinje (1823) Profesor Anatomi di Universitas Breslau. Yang pertama kali mengklasifikasikan pola sidik jari kedalam sembilan sistem kategori. Dr. Henry Fauld (1880) Rumah sakit Tsukji, Tokyo; artikel tentang Naturalis. Mengusulkan pengambilan sidik jari dalam bidang kriminal. Sir Francis Galton (1892) Antropolog; Sidik jari merupakan publikasinya yang menonjol. Jika Harold Cummins adalah bapak dermatoglifika, Galton adalah penemu. Metode praktis pertama tentang identifikasi sidik jari, menggunakan tata nama dasar (telapak, putaran, lingkaran). Secara ilmiah menunjukkan permanensi sidik jari, penelitian tentang anak kembar yang pertama. Berdasarkan statistiknya, probabilitas memiliki sidik jari yang sama persis adalah 1 : 64 milyar. Harold Cummins (1926) Yang pertama kali menciptakan kata Dermatoglifika; menemukan bahwa kasus kromosom atau otak abnormal berhubungan dengan sidik jari yang tidak biasa. Pada usia 13 minggu sebagai embrio di dalam rahim, garis kulit mulai tampak dan kemudian lengkap menjelang 21 sampai 24 minggu. Ini berkaitan dengan perkembangan otak.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tahap prenatal, hubungan otak dengan sidik jari sangatlah jelas adanya. Sehingga untuk mengetahui potensi otak seseorang, sidik jari bisa mewakili, tidak perlu melakukan bedah otak secara fisik. Sedangkan pada tahap postnatal, aspek minat, intensitas dan kualitas pendidikan, proses interaksi dengan lingkungan, sangatlah mempengaruhi capaian prestasi puncak seseorang. Sukses adalah kombinasi optimal antara bakat. minat dan cara hidup yang sehat. Sudahkah anda mengenali potensi anda ?
Kantor Pusat DMI
GRAHA POGUNG LOR No. 2,3,4, Lantai 1,
Jl. Ringroad Utara, Pogung Lor, Yogyakarta
Contact Person : Richy (08562567061 / 08159634035)
0 komentar:
Posting Komentar