Bagi saya ada dua hal yang harus dibahas dalam judul atau tema tersebut diatas. Pertama perihal istilah pendidikan dan kedua perihal istilah karakter. Ada dua definisi pendidikan (dalam arti yang luas) yang saya pegang teguh.
Definisi Pertama, pendidikan (dalam arti yang luas) adalah upaya mengembangkan potensi menjadi prestasi melalui pemberian fokus stimulasi untuk memiliki kompetensi dan reputasi.
Definisi Kedua, pendidikan (dalam arti yang luas) adalah upaya mewujudkan visi berbasis potensi melalui serangkaian fokus stimulasi untuk memiliki kompetensi dan prestasi. Dari kedua definisi tersebut sebenarnya secara implisit sudah ada muatan tentang apa yang disebut karakter. Kesimpulan sementara, bahwa pendidikan yang dilaksanakan dengan benar dan bertanggungjawab itu sudah inklud di dalamnya sudah ada nila-nilai atau cakupan yang mengantarkan seseorang untuk memiliki karakter.
Setidaknya orang yang punya karakter (tentu yang baik dan normal) pastilah memiliki sifat-sifat yang disebutkan dalam dua definisi pendidikan tersebut, misalnya punya ciri-ciri: punya potensi, siap diberi stimulasi, punya prestasi, kompetensi, visi dan tentu reputasi. Andai kedua definisi pendidikan tersebut dianggap benar maka istilah pendidikan berbasis karakter tidaklah perlu ada. Menurut kamus besar bahasa indonesia, karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Sebenarnya tanpa karakter sekalipun seseorang itu hakekatnya sudah berbeda bila dibandingkan dengan yang lain, namun tentu penegasan tersebut diletakkan pada perbedaan perilaku yang positif yaitu produktif dan bermanfaat bagi sesama. Dan perilaku tersebut bagian dari ciri-ciri orang yang berprestasi dan berreputasi. Dapat pula disederhanakan bahwa orang yang berkarakter adalah orang yang memiliki sifat jujur, bersih, sopan, santun, tanggungjawab dan bermanfaat bagi sesama.
Andai saja kita mau jujur, beberapa mata pelajaran di dalam kurikulum kita sudah ada muatan pendidikan yang berbasis karakter, misalnya : Pelajaran agama, PPKn, Bahasa Indoensia yang baik dan benar. Ketiga mata pelajaran tersebut sama sekali tidak pernah mengajarkan kejelekan. Dengan pelajaran agama kita diajari untuk mencintai Tuhan dan sesama makhluk. Dengan PPKn kita diajari untuk cinta pada negara dan sportif untuk menjalankan hak dan kewajibannya. Dengan bahasa indonesia kita diajari dan dituntun untuk bisa berbahasa yang baik, benar dan santun. Lantas kekeliruannya dimana kok masih dibutuhkan pendidikan berbasis karakter ?
Kantor Pusat DMI
GRAHA POGUNG LOR No. 2,3,4, Lantai 1,
Jl. Ringroad Utara, Pogung Lor, Yogyakarta
Contact Person : Richy (08562567061 / 08159634035)
SUMBER
0 komentar:
Posting Komentar